Maaf Aku Mencintainya





Kamis, 24 September 2009

Pagi yang cerah , hari yang menyenangkan pastinya
Tapi tidak begitu dengan aku hari ini adalah hari yang membosankan, didepan kelas pak agus sedang menerangkan rumus-rumus yang aku tak mengerti. kualihkan pandanganku kelain tempat
hah cowo itu, aku tak bisa fahami dia kadang dia begitu menyebalkan namun kadang begitu menyenangkan bagiku.
Mungkin hari-hariku akan sepi tanpa dia.

Ian menoleh padaku dan tersenyum, mungkin ia tau kalau aku telah sedari tadi memperhatikannya dan jantung ini kembali berdetak kencang, entah kenapa.
"kenapa na?" tanya desi mengagetkanku
"heh.. apa?, oh gak kenapa-kenapa kok, biasa ucup ngejek aku lagi" jawabku dengan sedikit gagap
"ow" katanya singkat
Kembali ku toleh ian dan dia juga menoleh padaku sembari menjulurkan lidahnya tanda mengejekku, kubalas dengan hal yang sama. dan begitu seterusnya

Sabtu, 3 oktober 2009

"ana kamu gak kekantin?" tanya desi di akhir jam pelajaran
"gak ah males, aku disini aja" jawabku dengan nada sedikit males
"ok dech kalo gitu, bye" kata desi lantas pergi keluar kelas

Ah cowo itu lagi menyebalkan, kenapa dia tidak ikut pergi keluar menyusul temen-temennya
"hey ucup, kenapa kamu gak pergi keluar bersama gerombolanmu" tanyaku pada ian
"males ah, lagi gak Mut, kan kamunya disini, pengen nemenin kamu aja" jawabnya santai
"sialan lo, gw gak butuh temen kale, gw tu gak penakut kaya lo"
"oh iya, gw inget lokan ibu Singa jadi gak perlu taku, aku kudunya yang harus takut sama kamu" kata ian sambil berlari kaluar kelas
"oh, dasar ucup sialan, awas aja laen kale gaktag kasih apun lo"

Memang setiap hari aku dan ian tag pernah akur, ada ada saja yang ia lakukan untuk membuatku tambah benci kepadanya. bagai kucing dengan anjing yang tagkan pernah berdamai.
Yah... sepi banget seh kales ini, tapi aku males banget buat keluar kelas. Aku berdiri dan menuju ke papan tulis. sekedar iseng aku menggambar seseorang yang sekarang sedang ada di otakku

"bagus juga gambaranmu" kata ian mengagetkanku
"kamu lagi, kok balik lagi kenapa" tanyaku penuh selidik
"nih, dimakan gi"
"ikhlas gak ne" kataku dengan agak mengejek
"ikhlas kok, makan aja, tapi jangan mbok abisin aku juga mau"
"huh...kiraku, oya Yan aku dah bosan tiap hari berantem sama kamu, gak ada manfaatnya buat aku, lagian kita sebentar lagi mau ujian, masa becanda mulu"
"iya neh... aku juga sudah bosen, gimana kalo kita berdamai saja"
"boleh.." kataku dengan nada sumringah
"tapi masih bolehkan aku memanggilmu ibu Singa lagi" kata ian mengejekku lagi
"uh... jangan dunk, neg githu aku panggil kamu, Ucup aja gimana"
"oke gakpapa gak masalah buatku, lagian nama bukan segalanya buat aku, yang penting gw tetep yang paling ganteng di kelas ini, iyakan"
"apa, kamu bilang kamu paling ganteng"
Aku tertawa dan ian pun ikut tertawa dan kami berdua tertawa, baru kali ini aku bisa senang berada didekat dia.
"na, udah punya pacar belum?" tanya ian mengagetkan ku
Aku sedikit kaget dengan pertanyaan ian saat itu, dan aku kembali tertawa begitupun juga dengan ian. bahagianya.........

Jum'at 09 oktober 2009
Ditoilet

"eh,... lo ne centik banget seh, cewe narcir tau gak" kata veni tiba-tiba mengagetku
Entah angin apa yang membuat vebi bilang brgitu padaku, yang kutau memang cewe itu biang rese dikelasku. Akupun juga jarang ngobrol dengan dia, tapi kenapa kali nin dia seperti ini. Pasti ada yang tak beres

"eh..lone denger gak seh veni ngomong, ato jangan jangan lo tuli ya??" lanjut tini, temen veni
sebelum aku menjawab pertanyaan tini, tiba-tiba mereka berdua mencekal kedua tanganku dan memepetku badanku kedinding. Gila mereka berdua benar-benar sadis, aku masih mencoba tenang walau tangan kananku terasa sakit karena dicekal veni. Dia memegang tanganku begitu kuat sehingga aku merasakan sakit, sebenernya apa yang terjadi pada mereka.

tiba-tiba tangan tini mengarh ke mukaku dan menamparku.
"aw..sakit" jeritku
Kali ini batas kesabaranku telah habis, dan rasa marah mulai memuncak, badan tini yang kecil dengan mudahnya ku dorong dengan satu tangan. Dan tangan kiriku lepas dari pegangannya, dia sedikit menjauh dariku. Untuk veni dengan badannya yang begitu gemuk kudorong dengan kedua tanganku dan dia terjungkir, jatuh ke belakang.

"Dasar gendut" kataku
"Setan lo na, lo dah bikin gw tambah marah" kata tini dengan nada tinggi
Dan dia mendekat padaku mungkin dengan maksud ingin mencekal tanganku lagi, akupun juga mendekat dan melayangkan tanganku ke pipinya.
"ne balasan dari gw" kataku sambil menggampar muka tini, dia menjerit kesakitan

Veni bangun dari jatuhnya dan kembali mencoba mendekatiku, Namun dengan sigap aku memasang kuda-kuda siap menyerang, berjaga-jaga dari setiap kemungkinan.
"sini lo kalian minta babak belur, gw buat kalian nyesel mengenal ana" kataku lantang
Mungkin dengan cara seperti itu keberanian mereka tumbang, dan akhirnya pergi.
"awas lo deket-deket ian lagi" kata veni sambil berlalu meninggalkanku, dan diikuti tini.
"apa lo emangnya gw takut sama ancaman kalian, dasar cewe-cewe cemen lo pada" kataku sambil dengan gaya menantang

"ngapain lo, kayak gitu " kata seseorang dari belakang
"udin" kataku gagap
Ternyata tak berselang lama veni dan tini pergi, ian dan temen-temennya datang dan melihat tingkahku yang mirip jagoan kampung, siap bertarung.
"ehm...ehm nggak papa kok, emang ada yang aneh ya?? kataku lagi
"lha kamu, marah-marah gak jelas githu tadi" kata samsudin lagi

malunya aku ternyata samsudin, ian, agung dan teguh melihat apa yang aku lakukan. Bisa mati malu aku, neg gini ceritanya
"gak papa kok" kataku sambil perdi dari hadapan mereka berempat dan tag lama ku dengar mereka tertawa terbahak-bahak
"sial....." umpatku dalam hati

Senin, 12 Oktober 2009

"Des, aku lupa tar ada les apa ya" tanyaku pada desi sahbtku
"bahasa Indonesia sayang" Jawab desi singkat
Kami berdua berjalan menuju kelas dengan tergesa-gesa karena sebentar lagi les akan dimulai
Tapi tiba-tiba desi menghentikan langkahnya
"ada apa des" tanyaku
"lo liat dech, kekelas 2F itu, itu iankan ngapain dia sama veni"
"mana ..... eh iya bener itu ian"
Mungkin ian sadar telah kami perhatikan, maka ia menarik tangan veni dan mengajaknya ke ruang kels 2F dan diikuti oleh ketiga temannya
"ngapain mereka denga cewe rese itu" kataku dengan sedikit lemas

Dalam hatiku bertanya-tanya apa yang terjadi sebenarnya, kenapa menjadi seperti ini
dan kenapa pula dengan hati ini, kenapa aku merasakan sakit yang teramat sangat dan entahlah yang akan terjadi nanti.

Selasa 13 Oktober 2009

Pagi ini suasana kelas benar-benar kacau, brisik bikin MUTku tambah down aja. Sengaja hari ini aku datang lebih awal, niatku untuk menconteg PR fisika dari pak Raharjo yang sudah dikerjakan desi sejak semalam
"lagi gak mut an" tanya desi
"sangat" jawabku singkat
"nech, pesananmu di jamin betul semua"
"oke..'
"udahlah gak usah dipikirin yang kemaren"
"it's ok, tenang aja" jawabku menyembunyikan perasaanku yang sebenarnya

Sudah hampir jam masuk tetapi belum juga anak-anak dikelasku ini diam, mereka masih asik dengan kegiatan gak penting yang mereka lakukan,dan aku juga masih konsen copy paste tugas fisikaku karena harus selesai jam ini juga.
"perhatian-perhatian" treak veni tiba-tiba
Spontan semua pada terdiam termasuk aku, entah apa yang ingin veni lakukan hari ini, aku cuma diam dan ingin mendengarkan.

"tau gak kalian semua" lanjutnya, masih dengan lagak sok nya itu
"tau apa ven" tanya endah
"dengerin ya, gw udah resmi jadian ama ian kemaren sore, bukanya berita gembira itu"
Sontak aku kaget bukan main mendengar berita itu, suara dari temen-temen sekelasku bersorak dan di ikuti tepuk tangan serta ucapan selamat pada veni. Riuh seketika saat itu jantungku serasa copot air mataku tak bisa ku tahan lagi, benar-benar sakit hati ini
"kok bisa gini sih ceritanya, kata ian dia naksir kamu..."kata desi berbisik padaku
"sudahlah des, jangan bicara apa-apa lagi, aku mau ke UKS, janga lupa kumpulkan tugas fisikaku" kataku sambil berlalu meninggalkan kelas dan menuju ke UKS dengan mata berkaca-kaca.

Setelah kejadian hari itu aku menjauh dari desi, ian dan semanya, aku mau menyendiri
Kuhabiskan waktu istirahatku untuk pergi ke perpustakaan, ya setidaknya aku bisa merenung disana atau membaca buku karena ujian nasional semakin dekat.

26 Oktober 2009

Lebih terasa relaks hari ini, dan aku bisa sedikit bernafas lega
Aku bisa melupakan semua hal, dan hari ini sengaja ku pilih bangku paling depan agar bisa lebih konsen ke penjelasan guru nantinya.

15 menit lagi masuk , semua anak dikelasku telah datang termasuk veni dan tini
Tak lam ian dan ketiga temannya datang, entah apa yang akan mereka lakukan kali ini kenapa semua jendela di tutup dan pintu dikunci dari dalam. Dan ian berdiri didepan kelas
"mohon perhatinya teman-teman" kata ian lantang tapi tenang
semuan terdiam termasuk aku
"aku ingin kalian mendengarkan penjelasanku dan..." lanjutnyasembaru menatapku
Aku hanya bisa tertunduk tak berdaya denga tatapan itu, dan aku akan berusaha melupakannya

"begini.." cerita ian menjelaskan semuanya
Dia menjelaskan hubungannya dengan veni, kejadian di ruang 2F itu dan tentang perasaannya padaku, semuanya dia ceritakan tanpa dikurangi atau ditambah sedikitpun.
"aku baru tau masalah ini kemaren, makanya aku baru kasih reaksi dan penjelasanya hari ini, aku menyesal kenapa sampai hal ini terjadi"
"ya udah, tembak ana sekarang aja" kata ponco tanpa di komando
"emangnya rusa ditembak" lanjut edo dengan nada menggoda
"ok..ok teman-teman jika kalian mendukungku" kata ian melanjutkan "ana, aku ingin bertanya padamu seperti yang telah kau ketahui, maukah kamu menjadi pacarku"

Percampuran antara senang, gelisah dan malu menjadi campur aduk, aku belum bisa berkata apa-apa aku hanya melihat veni dan tersenyum. semua anak bersorak memberi dukungan untukku
aku berdiri dan mendekati ian yang berdirididepan kelas. kulihat teman-teman bersemangat mendukungku, agar aku menerima cinta ian
Kualihkan pandanganku pada ian dan kuanggukkan kepalaku tanda menerima cintanya.
Semuanya bersorak, semuanya ikut bahagia kecuali veni dan tini. ah...anak itu kulupakan sejenak. Yang kurasakan saat ini hanya bahagia

Tepuk tangan dan sorak terdengar riuh di kelas 3A, ian memegang tanganku dan berkata "Terima kasih ana"
Tak dapat kubayangkan ini semua akan terjadi, kenapa ian bisa senekat itu tadi.
Selanjutnya akan kami jaga cinta ini akan kami lindungi dengan sepenuh hati
Demi cinta yang ada milik aku dan milik ian.



selesai............


0 komentar:

Posting Komentar

TERSENYUMLAH DENGAN BEGITU MASALAH YANG SULIT AKAN MENJADI MUDAH

Thanks For

 
©2007 Ratna-Peace In Heart Template By Templates e Acessorios